OPERASIONAL FRONT OFFICE
WISATA RELIGI KABUPATEN TERLENGKAP
WISATA RELIGI KABUPATEN TERLENGKAP
NAMA KELOMPOK :
1) RIRIT NUR AFRIDA Y.I (153142107111008)
2) IRSYAD
3) EVITA MARIS
PERHOTELAN
B
PENDIDIKAN
VOKASI
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
TAHUN 2016-2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu yang dalam bentuk dan isinya
yang sangat sederhana.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Reservasi dan kasir
hotel. Dalam penyusunan tugas makalah ini tidak sedikit hambatan
yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini tidak lain karena bantuan beberapa pihak sehingga hambatan yang
penulis dihadapi bisa teratasi. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalam - dalamnya.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai OPERASIONAL
FRONT OFFICE yang kami sajikan berdasarkan suatu sumber informasi.
Harapan penulis semoga maklah ini membantu
menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Brawijaya.
Penulis
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis berharap kepada dosen
pembimbing Reservasi dan kasir hotel
untuk memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun demi perbaikan
pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian.
Malang,
27 Februari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATANG BELAKANG
Akhir-akhir
ini semakin banyak orang-orang mengalami stres di karenakan tuntunan hidup dan
semakin padatnya aktivitas seperti pekerjaan di kantor dan sebagainya, dan maka
aktivitas tersebut menjadi satu penyebab terjadinya stres ringan maupun berat.
Biasanya stres bermula dari kejenuhan pikiran kemudian teraklamasi sehingga
seorang tersebut menjadi takut. Tiap seseorang mempunyai cara tersendiri untuk
menhilangkan raasa stres atau kejenuhan pikiran tersebut untuk sebagian orang.
Misalnya untuk menghilangkan rasa stres dan kejenuhan tersebut yaitu seperti,
berwisata atau bertamasyah, itu merupakan jalan salah satunya.
Biasanya
setelah berwisata kita akan merasa segar dan siap untuk kembali menekuni
aktivitas kita sehari-hari. Namun, dalam hadist dinyatakan bahwa suatu ketika
pernah Nabi Muhammad SAW, melarang umat islam untuk berkunjung
kekuburan. Agaknya hal ini di sebabkan Nabi Muhammad SAW, khawatir mereka
mengkultuskan kuburan, sebagai mana yang di lakukan oleh orang-orang yahudi dan
nasrani.
Untuk
menduduki persoalan diatas ada baiknya pula kita merunjuk kepada Al-Qur’an
antara lain memuji orang-orang yang memulyakan syiar-syiar Allah (QS 22:32).Dan
melalui wisata religi, selain menyegarkan pikiran kita,Juga menambah wawasan
bahkan mempertebal keyakinan kita kepada Sang pencipta.
Selain
itu kami mengangkat destiasi wisata religi di daerah Gresik karena di daerah
Gresik banyak sekali makam para penyebar islam yang dapat di artikan bahwa
dahulu bayak sekali penyebar islam yang berada di jawa timur termasuk di daerah
Gresik.
Gresik
adalah suatu kota yang berdiri di pesisir pantai. Pada jaman dulu Gresik
merupakan tempat persinggahan para pedagang arab. Di Gresik inilah awal mula
dari ajaran islam di Indonesia yang dibawa oleh seorang pedagang yang bernama
Siti Fatimah Binti Maimun.
Gresik
disebut juga sebagai kota santri, karena penduduknya mayoritas islam dan banyak
berdiri pondok pesantren di kota Gresik ini. Selain itu di Gresik ada 5 Wali
dari 9 Wali Songo yang dimakamkan di kota Gresik. Oleh karena itu untuk
mempelajari Islam lebih dalam anda bisa mengunjungi kota Gresik.
Maka
dari itu penulis sengaja menulis artikel ini dengan judul DESTINASI WISATA
RELIGI DI GRESIK agar kita dapat mengesakan Allah dan tidak menyukutukan
Allah, yang notabininya sebagai tempat keramat untuk meminta pertolongan kepada
Allah.
B.
RUMUSAN MASALAH
Untuk
mempermudah dalam penyajian sehingga tidak keluar dari permasalahan, maka
penulis memberi batasan dalam masalah diatas, agar mempermudah dalam memahami
makalah ini, sehingga dengan demikian memudahkan pembaca, dan penulis dapat
mengarahkan pokok maslah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengertian wisata
religius?
2.
Bagaimana cakupan wisata
religius?
3.
Bagaimana pandangan
Al-Qur;an tentang wisata religius?
4.
Apasajakah wisata religius
yang ada di Gresik?
5.
Bagaimana hikmah wisata
religius?
C.
TUJUAN PENULISAN
Atas
adanya rumusan di atas, maka
dalam menulis Artikel
ini penulis bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian wisata religious.
2. Untuk
mengetahui cakupan-cakupan wisata religius.
3. Untuk
menjelaskan pandangan Al-Qur’an tentang wisata religius.
4. Untuk
megetahui tempat-tempat wisata religius yang ada di Gresik.
5. Untuk
mengetahui hikmah dari wisata religius.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
PENGERTIAN
WISATA RELIGIUS
Dalam
sektor wisata dikenal banyak istilah, seperti wisata budaya, wisata lingkungan
(ecotourism), wisata sejarah (historical tourism), wisata religi (religion
tourism), wisata spiritual
(spiritual tourism) dan masih banyak lagi.
Menurut
Soekardjo (1996:43-44), motif spiritual dan wisata spiritual (spiritual tourism) merupakan salah
satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang mengadakan perjalanan untuk
rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah mengadakan perjalanan
untuk berziarah (pariwisata ziarah).Koentjaraningrat (1990:10) menyatakan bahwa
isi pokok kebudayaan di dunia ini adalah:
1) Bahasa;
2) sistem pengetahuan;
3) organisasi sosial;
4) sistem peralatan hidup dan teknologi;
5) sistem mata pencaharian hidup;
6) sistem religi; dan
7) kesenian.
Ketujuh
aspek kebudayaan ini memiliki unsur-unsur lagi yang lebih kecil, yang
masing-masing juga memiliki komponen yang lebih kecil dan bidang yang lebih
spesifik. Salah
satu unsur kebudayaan adalah sistem religi. Sistem ini dapat dirinci menjadi
empat komponen, yaitu:
1) emosi keagamaan yang menimbulkan sikap
religi;
2) sistem keyakinan yang menyebabkan
seseorang mengadakan transendensi dengan alam ghaib;
3) sistem ritus dan upacara yang
berhadapan dengan alam ghaib;
4) kesatuan sosial yang menganut dan
melaksanakan sistem keyakinan dan sistem ritus.
Secara lebih kecil, sistem religi dapat
dirinci lagi menjadi:
1) bersaji;
2) berkorban;
3) berdoa;
4) makan bersama makanan yang sudah
disucikan;
5) menarikan tarian suci;
6) menyanyikan nyanyian suci (berprosesi
untuk upacara keagamaan);
7) memainkan seni drama suci;
8) berpuasa;
9) intoksikasi;
10) bertapa; dan
11) bersemedi.
Wisat
religius sama juga dengan wisata ziarah, dalam kamus besar Indonesia di
jelaskan bahwa Ziarah adalah” kunjungan ketempat-tempat yang di anggap keramat
(mulia, makam, dan sebagainya)” memang, kata-kata “ziarah”
oleh Al-Qur’an di kaitkan dengan kuburan, yaitu dalam ayat pertama Suroh Al-
Takatsur.Negeri Islam, secara umum di kenal sebagai “ negeri makam”
di mana-mana, seperti di timur tengah (Mmesir, Iirak, Syria, Tturki, dan
segainya kecuali Saudi Arabia). Tarlihat makam dengan kubahnya menjulang
keata.Di maroko dan Tunisia juga terdapat kuburan (makam-makam) yang di Ziarah.
Dalam
Hadist dinyatakan bahwa suatu ketika pernah Nabi Muhammad SAW, melarang umat
islam berkunjung ke kuburan. Agaknya hal ini disebabkan karena Nabi Muhammad
SAW khawatir mereka mengkultuskan kuburan,sebagaimana yang di lakukan oleh
orang Yahudi dan nasrani. Tetapi, setelah kaum muslim menghayati arti tauhid
dan larangan Syirik, ke khawatiran tersebut menjadi sirna, dan ketika itu Nabi
Muhammad SAW memperbolehkan bahkan menganjurkan Ziarah kubur Ziarahirah kubur,
karena hal tersebut dapat mengingatkan kalian kepada Akhirat (Hadist riwayat ibnuh majah).
Memang,
menyaksikan kuburan akan dapat melembutkan hati dan menyadarkan manusia tentang
akhir perjalanan hidupnya di dunia ini. Pada hakikatnya, tidak ada pebedaan
pendapat ulama tentang kebolehan Ziarah kubur, larangan yang di nyatakan oleh
sementara ulama khususnya pada makam-makam yang di keramatkan.Hanya karena
adanya ke khawatiran yang di sebutkan di atas.
Untuk
mendudukan persoalan di atas, ada baiknya pula kita merujuk kepada Al-Qur’an
antara lain memuji orang-orang yang memulyakan syiar-syiar Allah (QS 22:32)
apakah yang di maksud dengan istilah tersebut? Kata syiar berarti tanda,
syiar-syiar Agama adalah “tanda-tanda Agama Allah”
Al-Qurtuby, dalamTafsirnya, menjelaskan
bahwa syiar-syiar Allah tempat-tempat dan dan tanda-tanda Ibadah-nya.
Untuk yang dikorbankan
pada musim haji, shafa dan marwah tempat melakukan Sa,iy, Muzdalifah, dan masih
banyak lagi yang lainya, merupakan syiar-syiar (tanda-tanda) Agama
Allah, apabila unta yang karena sudah di tentukan untuk di sembeleh di sisi
Baitullah, menjadi bagian syiar-syiar Allah, adam karenanya harus di agungkan
dan di hormati. Mengapa para Nabi, Ulama, Iilmuan, Syuhada dan para pejuang
yang sejak hari-hari pertama dalam kehidupanya telah “mengalungkan” niat
penghambaan kepada allah dan tidak agama-nya, tidak di katakan sebagai bagian
dari syiar-syiar Allah dan berhidman kepada agama-nya, tidak di katakana
sebagai bagian dari sesuai dengan derajad mereka pada hidup dan matinya? Jika
Ka’bah, Syafa, Marwa, Mina, dan Arafah yang semuanya adalah benda-benda mati
dan tidak lebih dari batu dan Lumpur, di karenakan kaitannya dengan Agama
Allah, merupakan bagian dari syiar-syiar Allah dan semuanya harus di agungkan
dan dihormati sesuai dengan kondisinya, maka mengapa para wali yang merupakan
penyebar Agama Allah tidak di kaitkan sebagai dari syiar-syiar-nya?
B. CAKUPAN-CAKUPANN WISATA
RELIGI
Melakukan sebuah perjalanan merupakan kegiatan yang
sangat melelahkan sehingga seseorang yang sedang melakukan perjalanan
mendapatkan perhatian khusus dari syariat Islam, mereka di beri kemudahan di
dalam melakukan ritual-ritual ke agamaan seperti mengosor Shalat dan
sebagainya.Dalam kaitan-nya dengan sebuah ritual ke agamaan, berkunjung ke
tempat-tempat yang menjadi syiar-syiar agama Islam juga mempunya nilai Ibadah
dengan catatan tidak di selingih dengan perbuatan maksiat.
Berdasarkan
keterangan diatas, dibawah ini penulis akan memaparkan beberapa cakupan dari wisata
religius yang meliputi beberapa tempat yang telah di anjurkan oleh syariat
Islam.
Adapun
tempat-tempat yang dapat diziarahi
adalah makam-makam orang yang semasa hidupnya membawa misi kebenaran dan
kesejahteraan untuk masyarakat atau kemanusiaan, makam-makam itu adalah
a.
Makam para Nabi, yang semasa hidupnya menyampaikan pesan-pesan dan yang
berjuang
mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju terang benderang.
b.
Makam para Ulama (ilmuan) yang memperkenalkan Ayat-ayat Tuhan, baik
Kauniyyah
maupun Qur’ Aniyyah. Khususnya yang dalam kehidupan sehari-hari-nya
telah
memberikan
teladan yang baik.
c.
Para pahlawan (shuhada) yang telah mengorbankan jiwa dan raganya
dalam rangka
memperjuangkan kemerdekaan, keadilan dan kebebasan. Dalam hal ini, imam
Al-Ghazali
menulis dalam Ihya’ Ulumuddin bagian kedua bepergian adalah untuk ibadah,
seperti untuk
jihad di jalan Allah, Haji,Ziarah makam para nabi, sahabat dan Thabi’in
serta para wali
setiap orang yang Ziarah kepada-nya semasa hidup mereka mendapat berkah
begitu pula
setelah kematian mereka.
d.
Masjid-masjid seperti Masjid Al-Aqsha, Masjid Al-Haram dan sebagainya. Adapun
wisata
ke masjid-masjid, secara tegas
Al-Qur’an menyatakan bahwa memakmurkan Masjid
merupakan salah satu ciri-ciri orang yang beriman (QS 9:18) kata “makmurkan”
yang
digunakan. Oleh ayat yang ditunjuk itu tidak terbatas pengertian-nya pada
membangun,
memelihara dan Shalat, tetapi Nabi Muhammad SAW sendiri, bersama sekian banyak
sahabat setiap hari sabtu berkunjung ke Masjid Quba di Madinah, demikian di
tentukan
dalam riwayat Imam Bukhori.
Masjid-masjid dan tempat berziarah yang wajar untuk di
hormati dapat merupakan bagian dari syiar-syiar allah, bahkan secara popular
perayaan-perayaan keagamaan yang kita laksanakan dapat menjadi bagian dari
syiar-syiar Allah. Kalau demikian, selama penghormatan tersebut dalam batas
yang wajar, serta mengantar kepada Syirik
( mempersekutukan
allah) maka wisata yang bertujuan Ziarah itu dapat di benarkan.
C. PANDANGAN AL-QUR’AN
TERHADAP WISATA RELIGIUS
Alam raya dan segala isinya, demikian juga
teks-teks redaksi Al-Qur’an di namai oleh Allah SWT sebagai “ayat-ayat Allah”
sementara Ulama dalam rangka.membedakan menamai yang pertama sebagai ayat
kawniyyah dan yang kedua sebagai ayat qur’aniyah
Secara harfiyah “ ayat”
berarti tanda “ dalam arti rambu-rambu perjalanan menuju
allah swt , atau bukti-bukti keesaan dan kekuasaan allah swt “tanda”
tersebut tidak dapat difungsikan dengan baik sebagai “ tanda “ kecuali
apabila di dengar dan atau di pandang baik dengan mata hati maupun dengan
mata kepala karena itu dalam al-qur’an di temukan sekian banyak perintah
allah yang berkaitan dengan pemfungsian tanda-tanda tersebut .
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, y ang
memuji, yang melawat (662), yang ruku’ yang sujud , yang
menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hokum
–hukum allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang mukmin itu.
Bahkan al-saihun (wisatawan ) yang melakukan
perjalanan dalam rangka memperoleh ibrat (perjalanan dan
pengajaran) di puji oleh al-qur’an berbarengan dengan pujiannya
kepada orang-orang yang bertaubat, mengabdi memuji allah, rukuk, sujud,
memerintahkan pada kebaikan dan mencegah kemngkaran serta ketetapan –ketetapan
allah
Kata saihun terambil dari kata siyahah yang secara popular di artikan wisata.
Kata ini mengandung arti penyebaran. Karena itu, dari kata tersebut di bentuk
kata sahat yang berarti lapangan luas. 10 sementara ulama ingin membatasi
pengertian kata tersebut bahkan mengartikannya dalam ayat di atas dengan
pengertian metaphor
Nsih ada lnjutanya
Walhasil,
perjalanan wisata mempunyai dampak yang kuat dalam kehidupan beragama
seseorang.
Al-Thaubatha’iy,
ulama Syi’ah kntemporer juga memahami kata saihun pada surah Al-Taubah ayat 12
itu dengan perjalanan wisata15. dengan demikian, kita tidak mengemikakan
suatu pendapat
baru jika menyatakan bahwa Al-Qur’an menganjurkan perjalanan wisata.
D. WISATA RELIGIUS YANG ADA DI GRESIK
I.
RADEN SANTRI
Raden Santri merupakan sepupuh Maulana
Malik Ibrahim, dan memiliki nama Asli Syajid Ali Murtadlo.
Beliau menyebarkan agama islam di jawa Gresik Kuhsusnya,Madura, Bali, dan
Ampenan Nusa Tenggara. Beliau adalah tokoh islam seangkatan dan sekaligus kakak
Raden Rachmatullah (Sunan Ampel). Beliau merupakan penerus syiar agama Islam di Gresik
setelah Maulana Malik Ibrahim. Beliau juga disebut Sunan Gresik dengan Gelar
ROJO PANDITHO ING WUNUT .
Beliau datang ke Jawa menyertai ayahnya
bernama Syech Ibrahim Asmorogondi untuk menyebarkan agama Islam. Sekaligus
silahtur rohmi ke budehnya , Dewi Condro Wulan/Dwara Wati yang menjadi istri
Prabu Kertajaya/Brawijaya. Selama setahun di majapahit, beliau hendak balik ke
Campa tapi negeri tesebut sudah hancur dan dikuasai raja Pelbegu dari kerajaan
Koci. Berkat saran raja Kerjajaya Raden Santri disuruh menetap di Gresik,
Beliau menikah dengan Rara Siti Taltun atau
RA. Madu Retno binti Aryo Baribin dan mempunyai 4 anak bernama Usman Haji
(Sunan Ngudung) , Haji Usman, Nyai Gede Tundo, dan Ali Musytar. selanjutnya
Usman Haji setelah dewasa meminang putri Tumenggung Wilwatikta dan mempunyai
anak bernama Amir Haji /Dja’far Sodiq atau dikenal dengan Sunan Kudus, dan Dewi
Sujinah. Haji Usman menikah dengan Siti Syari’at binti sunan Ampel mempunyai
anak bernama Amir Hasan (Sunan Manyuran).Sedangkan Nyai Gede Tundo menikah
dengan Kholifah Husain (Sunan Kertoyoso) mempunyai anak Kholifah Suhuroh.Selain
Rara Siti Taltun Raden Santri juga menikah dengan Dyah Retno Maningjum Binti Arya
Tejo.
Raden Santri wafat pada tahun 1317 saka /
1449 M. Makam beliau termasuk kuno kuno yang dikeramatkan . Haul beliau jatuh
pada setiap tanggal 15 bulan Muharram. Bertepatan Khoul kakeknya Sayid Jumadil
Kubro di desa Troloyo Trowulan Mojokerto.
Mengapa Sayyid Ali Murtadlo / Raden Santri
tidak masuk dalam jajaran anggota wali songo? Menurut Drs. H. Muhammad Kholil
dalam buku “PUNJER WALI SONGO” tahun 1403 disebutkan Raden Santri mendarat
Gresik Beliau melanjutkan perjalanan karena mendapat tugas mensyiarkan Islam
wilayah Madura, Bali, lombok dan Nusa Tenggara. Beliau kembali ke Gresik
setelah berhasil mengIslamkan daerah daerah tersebut yang masyarakatnya semula
kental suasana Budha dan Hindhu.Pada 9 April 1419 Syech Maulana Malik Ibrohim
Wafat, beliau menggatikan peran Maulana
Malik Ibrohim sebagai imam penyebaran Islam di Gresik.
Makam Raden Santri terletak di utara aloon
aloon kota Gresik, tepatnya di Jalan Raden Santri, kelurahan
Bedilan di belakang kantor Badan Lingkungan Hidup kabupaten Gresik.
Kondisi makam yang bersih dan asri tidak
terlepas dari peran aktif bapak Muhammad Syahroni selaku Juru kunci, yang
tinggal di kelurahan Bedilan gang Doro. Beliau selalu membersihkan dan merawat
lingkungan makam Walliyullah ini dengan keikhlasan dan kesabaran.
(By Muhammad Samsul, Narasumber Muhammad
Syahroni, Website
Wisata Religi kab Gresik, buku Punjer Wali Songo
II.
MAKAM
SUNAN GIRI
Sunan Giri di masa mudanya bernama
Joko Samudro atau Raden Paku, kemudian diberi julukan oleh Sunan Ampel atau
Raden Rachmat dengan nama Ainul Yaqin, merupakan putra dari Syekh Maulana Ishaq
dengan putrid Raja Blambangan yang bernama Dewi Sekardadau.Sunan Giri dikenal
sebagai salah satu tokoh Wali Songo yang lahir pada tahun 1442 M. Beliau
memerintah di Giri Kedaton dengan gelar Prabu Satmoto pada tahun 1487 – 1506 M.
Menurut cerita tutur, Sunan Giri sebagai ulama besar mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap para wali lainnya, terbukti dari peran beliau menjadi hakim dalam perkara Syech Siti Jenar.Sunan Giri wafat pada tahun 1428 saka atau 1506 Masehi dan dimakamkan di atas bukit di dalam cungkup berarsitek sangat unik. Makam Sunan Giri terletak di Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan Kebomas berjarak sekitar 4 Km dari pusat Kota Gresik.Kompleks makam yang ada di puncak Bukit Giri ini berada di tengah-tengah makam keluarga dan masyarakat Giri.Lokasi tersebut dapat dijangkau dengan mudah oleh transportasi umum, dan di kawasan tersebut tersedia lahan parker yang memadai, kios-kios aneka souvenir serta terdapat fasilitas penunjang berupa Masjid Giri.
Menurut cerita tutur, Sunan Giri sebagai ulama besar mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap para wali lainnya, terbukti dari peran beliau menjadi hakim dalam perkara Syech Siti Jenar.Sunan Giri wafat pada tahun 1428 saka atau 1506 Masehi dan dimakamkan di atas bukit di dalam cungkup berarsitek sangat unik. Makam Sunan Giri terletak di Dusun Giri Gajah Desa Giri Kecamatan Kebomas berjarak sekitar 4 Km dari pusat Kota Gresik.Kompleks makam yang ada di puncak Bukit Giri ini berada di tengah-tengah makam keluarga dan masyarakat Giri.Lokasi tersebut dapat dijangkau dengan mudah oleh transportasi umum, dan di kawasan tersebut tersedia lahan parker yang memadai, kios-kios aneka souvenir serta terdapat fasilitas penunjang berupa Masjid Giri.
III.
MAKAM
SUNAN PRAPEN
Sunan perapen adalah penerus dinasi
Giri keempat.Menurut cerita tutur, Sunan Prapen adalah seorang pujangga besar
penggubah kitab ASRAR yang kemudian digunakan sebagai dasar menyusun Jongko
Joyoboyo. Di samping itu beliau juga seorang empu (pembuat keris) yang salah
satu karyanya terkenal dengan nama keris Suro Angun-angun.
Pada masa Sunan Prapen inilah Giri mengalami masa kejayaan.
Pada masa Sunan Prapen inilah Giri mengalami masa kejayaan.
Menurut VOC Sunan Prapen
sebagai Paus Islam, atau Raja Imam yang
mempunyai peran dalam memberikan berkah kepada raja-raja Demak dan Pajang yang
baru dinobatkan.
Beliau memiliki pengaruh besar sampai ke Kalimantan, Sulawesi dan Lombok.
Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangonan Kecamatan Kebomas sekitar 400 m di sebelah barat Makam Sunan Giri, dalam sebuah cungkup berarsitektur unik dengan ukiran bernilai seni tinggi.
Beliau memiliki pengaruh besar sampai ke Kalimantan, Sulawesi dan Lombok.
Makam Sunan Prapen terletak di Desa Klangonan Kecamatan Kebomas sekitar 400 m di sebelah barat Makam Sunan Giri, dalam sebuah cungkup berarsitektur unik dengan ukiran bernilai seni tinggi.
Makam tersebut terletak satu
kompleks dengan makam penguasa Giri berikut, antara lain:
- Panembahan Kawis Guwo (Putra Sunan Prapen)
- Panembahan Agung (Putra Panembahan Kawis Guwo)
Sunan Prapen wafat pada tahun 1605 M, sedangkan haul Sunan Prapen jatuh pada setiap tanggal 15 Syawal.
- Panembahan Kawis Guwo (Putra Sunan Prapen)
- Panembahan Agung (Putra Panembahan Kawis Guwo)
Sunan Prapen wafat pada tahun 1605 M, sedangkan haul Sunan Prapen jatuh pada setiap tanggal 15 Syawal.
Keistimewaan makan Sunan Prapen,
pada trap jalan menuju makam terdapat sebuah “watu dodok” yaitu batu rata di
tengah trap yang diyakini sebagai orang bahwa bagi pasangan suami istri yang
belum dikaruniai anak dapat segera mendapat keturunan apabila duduk berduaan di
batu itu.
IV.
MAKAM
SUNAN MAULANA MALIK IBRAHIM
MAULANA MALIK IBRAHIM dilahirkan di
negeri Campa (Kamboja) beliau dari keturunan ulama dan penyiar agama Islam dan
yang berjasa bagi umat Islam. Sejak kecilnya mendapat pendidikan agama dan
da'wah islam dari ayahnya sendiri (BAROKAT ZAINUL ALAM).Demikian juga nenek
beliau adalah ulama-ulama dan perintis da'wah Islam dari negeri Arab kemudian
ke timur ke negeri-negeri Pakistan, India, Malaysia dan Kamboja, dan menetap di
sana adalah DJAMALUDIN AL-AKBAR AL-HUSAINI.Dari kecil Maulana Malik Ibrahim
adalah seorang yang cerdas dan alim serta berwatak mulia dan tabah meskipun
dalam usianya yang masih muda, beliau adalah seorang yang bijaksana lagi pula
berpandangan jauh.Kemudian sesudah mendapat didikan agama yang tinggi dan tata
cara kesopan-santunan dari ayahnya, kemudian pada waktu abad XIII Masehi (801
Hijriah) oleh ayahnya beliau ditugaskan untuk menjalankan da'wah Islam menuju
ke Asia Tenggara.Dengan hati yang tabah beliau dengan kawan-kawannya
berangkatlah dengan perahu layer serta membawa barang-barang dagangan untuk
bahan perkenalan pada daerah yang akan dikunjunginya. Maka berangkatlah beliau
dengan kawan-kawannya dengan perahu layar, melintasi samudra yang luas deburan
ombak yang begitu dasyatnya disamping terik matahari yang sangat panas maupun
hujan lebat diiringi angin taufan yang keras, namun beliau dalam perjalanan tak
pernah mengeluh dan berputus asa bahkan tetap bertekat bulat untuk mencapai
maksud dan tujuan satu ialah menjalankan da'wah Islamiyah ke pulau Jawa. Karena
itu segala kesulitan dalam perjalanan yang sangat berat itu beliau anggap
ringan saja.Dan akhirnya sampailah tujuannya dipelabuhan Gresik. Justru itulah
pelabuhan Gresik merupakan salah satu yang cukup besar pada saat itu di Asia
Tenggara dan salah satu Bandar Kerajaan Majapahit.
PERMULAAN BELIAU TIBA DI KOTA GRESIK
Setelah beliau mendarat di kota
Gresik dengan kawan-kawannya memilih tempat di sebuah desa di luar kota yang
bernama desa ”LERAN” (antara 9 Km sebelah barat kota
Gresik).Maka di desa itulah beliau mulai menjalankan da'wah Islam pada tahun
801 H/ tahun 1392 M. Di samping itu beliau membuka took di desa Romo (3 Km
sebelah barat kota Gresik). Dengan memperkenalkan barang-barang bawaannya
kepada masyarakat setempat dan ingin juga beliau mempelajari bahasa daerah pada
masyarakat di desa itu demi mempermudah dan ingin lancarnya untuk menjalankan
da'wahnya.Maka dengan waktu yang singkat saja, beliau sudah dapat menyesuaikan
diri pada masyarakat setempat baik dalam menghadiri upacara-upacara perkawinan
dan sebagainya.Bahkan beliau menjadi juru perdamaian apabila menemui masyarakat
yang berselisih antar sesamanya.Untuk itu beliau terkenal dan disegani oleh
masyarakat setempat dan sekitarnya, karena besar kewibawaannya, luhur budinya
dengan Taufik dan Hidayah Allah SWT sehingga satu persatu mengenal dan memeluk
agama Islam sebagaimana yang diajarkan oleh beliau. Dan sejak mereka itu
memeluk agama Islam terlihatlah banyak perbedaan-perbedaan budi pekerti maupun
dengan tata cara tentang kebersihan pakaian kalau dibandingkan pada sebelumnya
V.
MAKAM
NYAI AGENG PINATIH
Nyai Ageng Pinatih merupakan tokoh
wanita Islam, karena beliau adalah ibu angkat yang mengasuh dan membesarkan
sekaligus mendidik Raden Paku / Sunan Giri.
Pada jaman Majapahit, Nyai Ageng Pinatih adalah seorang saudagar kaya yang sangat dihormati oleh Raja, terbukti dari pengangkatannya sebagai Syah Bandar Gresik.Pada umumnya, para peziarah merasa kurang afdhol apabila di makam Sunan Giri tanpa ke makam ibu angkatnya. Makamnya terletak di tengah kota Gresik, tepatnya di Desa Kebungson berjarak sekitar 300 m sebelah utara alun-alun Kota Gresik.
Nyai ageng Pinatih wafat pada tahun 1483 M. haul beliau jatuh pada tanggal 12 bulan Syawal. Beliau sangat masyhur (terkenal) sebagai saudagar yang memiliki sejumlah armada kapal sebagai sarana perdagangan antar pulau dan luar negeri
Pada jaman Majapahit, Nyai Ageng Pinatih adalah seorang saudagar kaya yang sangat dihormati oleh Raja, terbukti dari pengangkatannya sebagai Syah Bandar Gresik.Pada umumnya, para peziarah merasa kurang afdhol apabila di makam Sunan Giri tanpa ke makam ibu angkatnya. Makamnya terletak di tengah kota Gresik, tepatnya di Desa Kebungson berjarak sekitar 300 m sebelah utara alun-alun Kota Gresik.
Nyai ageng Pinatih wafat pada tahun 1483 M. haul beliau jatuh pada tanggal 12 bulan Syawal. Beliau sangat masyhur (terkenal) sebagai saudagar yang memiliki sejumlah armada kapal sebagai sarana perdagangan antar pulau dan luar negeri
VI.
MAKAM
SITI FATIMAH BINTI MAIMUN
Tokoh ini dikenal pula dengan
sebutan “PUTRI RETNO SUWARI”. Putra Sultan Mahmud Syah Alam dari Negeri Kamboja
ini dengan ikhlas menyediakan dirinya sebagai wanita persembahan untuk
mengislamkan Raja Majapahit yang beragama Hindu.
Menurut data sejarah, Leran adalah pesisir utara Pulau Jawa menjadi tempat pertama bermukimnya para perantauan dari Cina, terbukti adanya sisa-sisa kehidupan Bandar abad 10 – 15 M dengan sebutan situs pasucian. Di desa ini terletak Makam Siti Fatimah Binti Maimun, menurut data archeology merupakan makam Islam tertua di Asia Tenggara.Model makamnya sangat unik, karena berbentuk cungkup dengan dinding dan atapnya terbuat dari batu putih kuno. Kalaupun arsitektur cungkup makam beliau mirip dengan bentuk candi, konon ceritanya cungkup tersebut memang dibangun oleh Raja Majapahit untuk menebus perlakuannya yang kurang bersahabat terhadap utusan Raja Kamboja, padahal ternyata bermaksud baik.Haul Makam Leran jatuh pada tanggal 15 syawal. Makam ini terletak di Desa Leran Kecamatan Manyar di tepi jalan Daendeles (jalan pantai utara jawa) berjarak sekitar 7 Km dari sebelah barat laut Alun-alun kota Gresik, sehingga sangat mudah dijangkau dengan transportasi umum.Masjid pertama di desa itu didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim sebagai syiar agama Islam. Masjid tersebut mempunyai keistimewaan dengan adanya kolam tempat berwudlu yang dinamakan PESUCIAN.Sampai sekarang masih dipercaya sebagian orang bahwa airnya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Menurut data sejarah, Leran adalah pesisir utara Pulau Jawa menjadi tempat pertama bermukimnya para perantauan dari Cina, terbukti adanya sisa-sisa kehidupan Bandar abad 10 – 15 M dengan sebutan situs pasucian. Di desa ini terletak Makam Siti Fatimah Binti Maimun, menurut data archeology merupakan makam Islam tertua di Asia Tenggara.Model makamnya sangat unik, karena berbentuk cungkup dengan dinding dan atapnya terbuat dari batu putih kuno. Kalaupun arsitektur cungkup makam beliau mirip dengan bentuk candi, konon ceritanya cungkup tersebut memang dibangun oleh Raja Majapahit untuk menebus perlakuannya yang kurang bersahabat terhadap utusan Raja Kamboja, padahal ternyata bermaksud baik.Haul Makam Leran jatuh pada tanggal 15 syawal. Makam ini terletak di Desa Leran Kecamatan Manyar di tepi jalan Daendeles (jalan pantai utara jawa) berjarak sekitar 7 Km dari sebelah barat laut Alun-alun kota Gresik, sehingga sangat mudah dijangkau dengan transportasi umum.Masjid pertama di desa itu didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim sebagai syiar agama Islam. Masjid tersebut mempunyai keistimewaan dengan adanya kolam tempat berwudlu yang dinamakan PESUCIAN.Sampai sekarang masih dipercaya sebagian orang bahwa airnya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
VII.
HIKMAH
WISATA RELIGI
Selama
kita melakukan wisata religius banyak sekali hikmah yang dapat kita ketahui
atau kita renungi. Salah satunya adalah:
a.
Sejarah para nabi, yang menyampaikan
pesan-pesan tuhan dan yang berjuang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju terang benderang.
b.
Sejarah para ulama (ilmuan) yang
memperkenalkan ayat-ayat tuhan, baik kawniyyah maupun Qur’aniyyah, khususnya
mereka yang dalam kehidupan kesehariannaya telah memberikan teladan yang baik.
c.
Sejarah para pahlawan (syuhada) yang
telah mengorbankan jiwa dan raganya dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan,
keadilan dan kebebasan16.
Dalam
rangka menjadi ziarah ke makam-makam dan tempat-tempat tersebut mempunyai nilai
dakwah, maka butir-butir berikut harus menjadi perhatian utama:
a. Hendaknya
ziarah tersebut, tidak mengantarkan kepada hal-hal yang
bertentangan dengan budaya dan agam, apa lagi mengakibatkan pengkultusan
pemilik makam yang mengarah kepada syirik.
b. Hendaknya
dapat di tumbuhkan rasa kagum dan hormat terhadap jasa-jasa
pemilik makam, atu pemakarsa bangunan bersejarah. Hal ini tentunya baru
dapat terlaksana apabila dalam melaksanakan ziarah tersebut, para
pengunjung
dapat mengetahui peranan mereka ketika hidup.
c. Hendaknya
dijelaskan pokok-pokok ajaran dan pandangan-pandangan ke
agamaan yang di yakini oleh pemilik makam, dan atau nilai-nilai perjuangan
mereka, sehingga melahirkan wawasan ke agamaan serta serta kebangsaan
yang luas.
Sesungguhnya
orang-orang kafir dan ahli kitab dan orang syirik, mereka semua akan kekal di
dalam neraka selamanya, karena mereka itulah sejelek-jeleknya mahluk.(QS : 598)
Salah
satu konsekuen dari penerapan butir-butir di atas adalah keharusan hadirnya
para pemuda yang bertugas bukan sekedar menjelaskan seluk beluknya sejarah,
keadaan, dan sifat-sifat objek wisata yang di kunjungi, tetapi juga menggungah
hati para wisatawan. Dengan begitu mereka tentu akan dapat menarik pelajaran
yang ada gilirannya mengantarkan kepada kesadaran akan arti hidup ini.
Contohny
seperti pengikutnya Nabi Ibrahim pada zaman dahulu, yaitu” pengikut Nabi
Ibrahim menyembah berhala dan mereka menyekutukan Allah.Seperti di Ampel, orang
yang berziarah itu tergantung sama yang di dalam kubur, maka orang tersebut di
anggap Syirik, akan tetapi kalau yang brziarah itu niatnya meminta kepada
Allah, lewat yang di dalam kubur. Karena yang di dalam kubur tersebut lebih
dekat kepada Allah, maka itu tidak di anggap Syirik.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Wisata
religi dai anjurkan oleh al-qur’an, karena perjalanan wisata tersebut
mempunyai dampak yang sangat besar dalam rangka memperoleh ibrat ( perjalanan
dan pengajaran )dan menyempurnakan jiwa manusia, karena dengan perjalanan itu
ia mungkin memperolehkesulitan dan ketika itu ia mendidik jiwanya untuk
bersabar. Selain itu ia juga menyaksikan aneka ragam perbedaan ciptaan allah
swt, walhasil , perjalanan wisata mempunyai dampak yang snagat kuat dalam
kehidupan beragama seseorang.
Disampaing
itu dari wisata religi al-qur’an juga menharapkan agar manusia memperoleh
manfaat darii sejarah pribadi atau bangsa-bangsa (qs :40:21) serta mengenal
alam ini dengan segala ke indahan dan seninya sebagaimana di
isyaratkan oleh firman allah dalam surat al –ankabut ayat 20.
Tidak
kurang pentingnya dalam rangka perjalanan itu adalah adanya peluang untuk
memperoleh rezeki tuhan, sebagaimana di isyaratkan dalam surah al-muzammil ayat
20
B. SARAN
Sebagai
manusia yang tidak lepas dari pelupa, maka kita sebagai insane yang beriman
untuk saling menasehati satu sama yang lain sehingga tercipta suatu masyarakat
yang damai dan tenang.
hendaknya
wisata religi tersebut tidak mengantarkan kepada hal-hal yang bertentangan
dengan budaya dan agama sehingga mengantarkan kepada syirik
kepada
teman-teman , sanak kerabat, masyarakat, maupun satu muslim jaglah tempat
wisata tersebut dari segla hal-hal yang menimbulkan ma’siat
DAFTAR PUSTAKA
Di unduh pada rabu 11 Nov (pukul 18.30)
Comments
Post a Comment