ISLAM
DAN KEHIDUPAN SOSIAL
MAKALAH
Uuntuk
memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan
Agama Islam
Yang
dibina oleh Bapak Chamid Syarbini
Disusun
Oleh :
Nina
Arie Hardiana
Shelyan
Astuti
Muhammad
Syahrul Ibad
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
FAKULTAS
PETERNAKAN
2015
ISLAM
DAN KEHIDUPAN SOSIAL
A. Kehidupan Sosial
Kehidupan
sosial memiliki pengertian kehidupan
yang di dalamnya terdapat unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan
disebut sebagai kehidupan sosial jika di sana ada interaksi antara individu
satu dengan individu lainnya, dan dengannya terjadi komunikasi yang kemudian
berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama. Dalam hal yang terjadi di
lapangan, kehidupan sosial sangat erat kaitannya dengan bagaimana bentuk
kehidupan itu berjalan. Dalam hal ini, seperti juga telah diterangkan, bahwa
ada dua kehidupan sosial yang secara umum ada, yaitu kehidupan sosial di
pedesaan dan kehidupan sosial di perkotaan.
Namun masyarakat pedesaan dan masyarakat
memiliki perbedaan yang nampak bila di bandingkan antara keduanya. Perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah:
Masyarakat Pedesaan
- Perilaku homogen
- Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
- Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
- Isolasi sosial, sehingga static
- Kesatuan dan keutuhan cultural
Sedangkan masyarakat Kota:
- Perilaku heterogen
- Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
- Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi Mobilitas sosial, sehingga dinamik
- Individualisme
B. Toleransi dalam Agama
Islam
·
Pengertian Toleransi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari
kata “toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur
untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi,
toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Sedangkan
menurut istilah toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan)
yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.
Jadi, toleransi beragama adalah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak
mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut
agama-agama lain.
·
Toleransi Dalam Islam
Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan. . Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS.
Al-Hujurat ayat 13:
“Hai
manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal”
Toleransi
antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah penting
yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita
akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit,
adapt-istiadat, dsb. Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk
pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala
bentuk system, dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk
menjalankan keyakinan agama masing-masing. Keyakinan umat Islam kepada Allah
tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan
mereka. Demikian juga dengan tata cara ibadahnya. Bahkan Islam melarang
penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Maka kata tasamuh atau
toleransi dalam Islam bukanlah “barang baru”, tetapi sudah diaplikasikan dalam
kehidupan sejak agama Islam itu lahir.
·
Toleransi Antar Sesama Muslim
Dalam firman Allah SWT QS. Al-Hujurat ayat 10
“Orang-orang
beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat”
Dalam surat diatas Allah menyatakan bahwa orang-orang mu’min
bersaudara, dan memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika
seandainya terjadi kesalahpahaman diantara 2 orang atau kelompok kaum muslim.
Dalam mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih
dahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan mensikapi perbedaan
(pendapat) yang (mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara
kita sesama muslim. Sikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan
atau keharmonisan dan menyadari adanya perbedaan. Dan menyadari pula bahwa kita
semua adalah bersaudara. Maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian
dan pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pendapat dan
pengamalan agama, al-Qur’an secara tegas memerintahkan orang-orang mu’min untuk
kembali kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnah).
·
Toleransi Antar Umat Beragama
Toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk
dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan
untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa
adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari
satu pihak ke pihak lain. Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari
hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak.
Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling
memuliakan dan saling tolong-menolong. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau
teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Tuhan SWT dan tidak ada kompromi
serta sikap toleran di dalamnya. Sedangkan kita bermu’amalah dari sisi
kemanusiaan kita.
Allah
juga menjelaskan tentang prinsip dimana setiap pemeluk agama mempunyai system
dan ajaran masing-masing sehingga tidak perlu saling menghujat
Al-Qur’an juga menganjurkan agar mencari titik temu dan
titik singgung antar pemeluk agama. Al-Qur’an menganjurkan agar dalam interaksi
sosial, bila tidak ditemukan persamaan, hendaknya masing-masing mengakui
keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan.
(QS. Saba:24-26):
24.
Katakanlah: "Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari
bumi?" Katakanlah: "Allah", dan Sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang
nyata.
25.
Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang
kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu
perbuat".
26. Katakanlah: "Tuhan kita
akan mengumpulkan kita semua, Kemudian dia memberi Keputusan antara kita dengan
benar. dan Dia-lah Maha pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui".
·
Toleransi Umat Beragama di
Indonesia
Gagasan ini muncul terutama dilatarbelakangi oleh
meruncingnya habungan antar umat beragama. Sebab munculnya ketegangan intern
umat beragama tersebut antara lain:
1.
Sifat dari masing-masing agama, yang
mengandung tugas dakwah atau misi.
2.
Kurangnya pengetahuan para pemeluk
agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
3.
Para pemeluk agama tidak mampu
menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang randah agama lain.
4.
Kaburnya batas antara sikap memegang
teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
5.
Kecurigaan masing-masing akan
kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat beragama, maupun
antara umat beragama dengan pemerintah.
6.
Kurangnya saling pengertian dalam
menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Pluralitas agama hanya akan bisa dicapai apabila
masing-masing golongan bersikap lapang dada satu sama lain. Sikap lapang dada
kehidupan beragama akan memiliki makna bagi kehidupan dan kemajuan masyarakat
plural, apabila ia diwujudkan dalam:
1.
Sikap saling menahan diri terhadap
ajaran, keyakinan dan kebiasan golongan agama lain yang berbeda, yang mungkin
berlawanan dengan ajaran, keyakinan dan kebiasaan sendiri.
2.
Sikap saling menghormati hak orang
lain untuk menganut dengan sungguh-sungguh ajaran agamanya.
3.
Sikap saling mempercayai atas itikad
baik golongan agama lain.
Perbuatan
yang diwujudkan dalam:
·
Usaha untuk memahami ajaran dan
keyakinan agama orang lain.
·
Usaha untuk mengemukakan keyakinan
agama sendiri dengan sebijaksana mungkin untuk tidak menyinggung keyakinan
agama lain.
·
Untuk saling membantu dalam
kegiatan-kegiatan social untuk mengatasi keterbelakangan bersama.
·
Usaha saling belajar dari keunggulan
dan kelebihan pihak lain sehingga terjadi saling tukar pengalaman untuk
mencapai tujuan bersama.(Tarmizi Taher, 1997:9)
AYAT
AL-QUR’AN & HADITS YANG MENJELASKAN TOLERANSI
1. Q. S. Al-Kafirun(109) : 1-6
Artinya :
1) Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir !
2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
3) dan kamu bukan penyembah apa yang kamu sembah,
4) dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah,
6) Untukmu agamau, dan untukku agamaku.
PENERAPAN
TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Tidak memaksakan keyakinan kepada
orang lain kerena tidak dibenarkan oleh agama dan akal sehat
2. Sabar dalam menghadapi sikap
orang-orang yang mendustakan Islam, sebagaimana rasul terdahulu
3. Bersahaja dalam melaksanakan dakwah,
tidak mengikuti jalan pikiran objek dakwah
4. Bebas menjalin hubungan dengan non
muslim selama tidak menyangkut masalah akidah dan ibadah.
HIKMAH
BERTOLERANSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Menghargai kepada sesama ciptaan
Allah SWT
2. Menghindari terjadinya perpecahan
3. Memperkokoh silaturahmi dan menerima
perbedaan
4. Tenggang rasa dan suka menolong
kepada orang lain
5. Menciptakan kehidupan masyarakat
yang aman dan damai
C. Menciptakan Masyarakat
Madani Sesuai dengan Syariat Islam
Masyarakat madani adalah masyarakat beradab yang diikat atau
diatur oleh masyarakat yang beradab yang diikat oleh bingkai dalam sesuai hukum
islam. Tanpa pelaksanaan hukum islam, mustahil atau sulit untuk mewujudkan
cita-cita mayarakat madani. Peran hukum islam telah diperlihatkan oleh
Rasulullah ketika beliau berada di Madinah saat menyebarkan syiar-syiar tentang
agama islam. Untuk menciptakan masyarakat madani dengan satu bentuk pemikiran
umat islam (hukum islam) yakni fiqh lokal yaitu fiqhIndonesia
yang nantinya akan menjawab persoalan yang sedang terjadi atau berkembang dalam
konteks ke-Indonesiaan.
Peranan islam dalam mewujudkan masyarakat yang madani sangat
beragam bentuknya. Dalam konteks masyarakat Indonesia, dimana umat islam adalah
mayoritas, peranan umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani sangat
benar-benar menentukan kondisi masyarakat Indonesia sangat tergantung pada
konstribusi yang diberikan oleh umat islam di nusantara. Peranan umat islam itu
dapat direalisasikan melalui jalur hukum, sosial-politik, ekonomi dan masih
banyak lainnya di negara Indonesia, memberikan ruang untuk menyalurkan
aspirasinya secara konstruktif bagi kepentingan bangsa secara keseluruhan.
Peranan umat islam di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat
madani sangat diperlukan dikarenakan umat islam merupakan masyarakat mayoritas.
Untuk mewujudkan harus ada upaya –upaya yang perlu dilakukan yaitu :
1.
Keniscayaan peranan umat islam
2.
Umat islam adalah umat yang
diberikan oleh Allah di antara pemeluk agama yang lainnya. Umat islam memiiki
aturan hidup yang sempurna dan sesuai dengan fitrah hidupnya. Dalam konteks
masyarakat Indonesia, dimana umat islam adalah mayoritas maka sudah sangat
pasti peranan umat islam sangat menentukan.
3.
Keniscayaan sistem ekonomi dan
kesejahteraan umat
Sistem ekonomi islam menggunakan
prinsip ekonomi yang diasaskan dan dibatasi oleh ajaran islam. Diman dalam
Al-Qur’an dan Hadits dipelajari adanya motif laba (protif) dalam kegiatan
ekonomi, namun terbatasi oleh syarat-syarat moral kehidupan. Kehidupan sosial
dan pembatasan pada setiap diri masyakat. Islam mengharamkan riba, tipu daya,
pemaksaan dan eksploitasi berlebihan dan muderat. Islam lebih mengedepankan
ekonomi pasar untuk mengembangkan harta. Sebab harta bukan saja untuk
kesejahteraan pribadi tetapi juga melihat kesejahteraan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
4.
Zakat dan wakaf sebagai instrumen
kesejahteraan umat
Dalam ajaran islam ada dua dimensi
hubungan yang harus dipelihara yaitu hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia lain dalam kehidupan bermasyarakat, kedua hubungan ini harus berjalan
seimbang dan penuh dengan aturan.
Dengan terlaksanakannya hubungan tersebut maka manusia akan
sejahtera baik dunia maupun akhirat. Untuk mencapai tujuan itu, maka diadakan
zakat, sedekah, infaq, hibah dan wakaf. Dengan pengelolaan zakat dan wakaf
dengan baik maka akan terwujud masyarakat madani yaitu masyarakat akan
sejahtera sosial ekonomi.
Berikut adalah prinsip masyarakat madani yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan AL-Hadits :
1.
Keadilan
Dalam
islam sudah diterangkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits tentang aspek kehidupan
dalam bermasyarakat.
2.
Supremasi Hukum
Pentingnya
berlaku adil karena sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yang kita
kerjakan.
3.
Persamaan
Saling
menghargai dan menghormati karena umat manusia harus bersatu walaupun
berbeda-beda
4.
Pluralisme (kemajemukan)
Bersikap
toleran yang tinggi dan saling menghormati
5.
Pengawasan sosial
Keterbukaan
sebagai konsekuensi logis dari pandangan positif dan optimis terhadap sesama
manusia.
Lengkap dan jelas makasih Jasa Pembuatan Website Toko Online serta layanan Jasa Pembuatan Website Penjualan Online dan
ReplyDeleteJasa Pembuatan Online Shop
Grosir Jilbab Murah - Jilbab Segi Empat Terbaru dan Jilbab Instan Terbaru serta Jasa Pembuatan Website Murah serta Buat Toko Online Murah juga Jilbab Pasmina Terbaru